Sering Bicarakan Aib Orang, Prabowo Anggap Ahok Seperti Perempuan
Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), mengklaim sebelum mundurnya Rustam Effendi sebagai Walikota Jakarta Utara, dirinya sempat menerima pesan singkat dari Sekda DKI Sefullah, yang berisi saran untuk memberhentikan Rustam.
Terlepas benar atau tidaknya cerita versi Ahok tersebut, anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi Gerindra Prabowo Soenirman, menyatakan bahwa apa yang dilakukan mantan Bupati Belitung Timur itu merupakan sesuatu yang tidak dapat dibenarkan. Menurutnya, hal itu menjadi sebuah bukti bahwa komunikasi politik Ahok sagat buruk.
"Itu salah satu komunikasi politik yang jelek. Terlepas benar atau tidaknya cerita versi Ahok itu, enggak boleh dibuka lah. Masak kayak gitu dibuka di muka umum. Sama kayak (membicarakan) kasus Pak Rustam itu, kayak perempuan aja membicarakan aib orang lain," ujarnya saat dihubungi, Senin (2/5).
Menurut Prabowo, tindakan Ahok yang kerap mempermalukan anak buahnya di muka umum tanpa bukti merupakan suatu hal yang sangat tidak wajar. "Saya pikir itu salah satu cara Ahok yang saya anggap tidak benar ya, dimana mempermalukan anak buah itu dianggap sesuatu yang biasa saja, karena nggak boleh sebetulnya kan," ujar Prabowo.
Tak hanya itu, Prabowo menegaskan bahwa apa yang dilakukan merupakan hal yang berbahaya dan cenderung mengadu domba. "Yang penting komunikasi politiknya saja yang harus diperbaiki," tambahnya.
Sementara itu, Pengamat Kebijakan Publik Amir Hamzah, menilai tindakan Ahok menunjukan kebodohanya sendiri. "Tapi seorang pemimpin yang baik itu kan kalau ada anak buah yang salah, makanya ada rumus ilmu kepemimpinan yang menyatakan bahwa tidak ada prajurit yang salah, yang ada cuman jendral yang goblok, tidak ada anak buah yang salah yang ada cuman pemimpin yang goblok," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Ahok menyatakan sebelum mundurnya Rustam, dirinya sempat menerima pesan singkat dari Sefullah yang berisi saran untuk memberhentikan Rustam. Namun, mantan politisi Gerindra itu berkilah, tak ada niat memecat Walikota Jakarta Utara yang kini telah menjadi PNS biasa itu.
"Sekda BBM saya, 'Ini Pak Rustam kalau tidak cocok mungkin diberhentikan'. Saya bilang enggak, kerjanya masih oke kok. Di rapim juga masih oke. Biarin saja saya bilang. Lalu Sekda laporin, 'Bapak enggak mau berhentiin?'. Saya bilang tunggu hasil tes saja, kalau dari hasil tes ada yang lebih baik dari Rustam baru kita ganti. Kalau enggak ada yang lebih baik dari dia, ya jangan diganti. Biar dia saja dulu," ujar Ahok, Minggu (1/5).
Suami Vronica Tan itu mengklaim, dirinya tidak pernah terpikir sama sekali untuk mengganti posisi Rustam karena kinerjanya masih dinilai cukup baik. Bahkan ia mengaku sempat dibuat heran dengan masuknya surat pengunduran diri dari Rustam Effendi. "Enggak lama pas sore, dia (Rustam) masukin surat. Dalam hati saya bilang, Sekda bocorin kali ya (kalau Rustam) saya mau ganti. Dia enggak mau bersaing saja," pungkasnya.(*)
Terlepas benar atau tidaknya cerita versi Ahok tersebut, anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi Gerindra Prabowo Soenirman, menyatakan bahwa apa yang dilakukan mantan Bupati Belitung Timur itu merupakan sesuatu yang tidak dapat dibenarkan. Menurutnya, hal itu menjadi sebuah bukti bahwa komunikasi politik Ahok sagat buruk.
"Itu salah satu komunikasi politik yang jelek. Terlepas benar atau tidaknya cerita versi Ahok itu, enggak boleh dibuka lah. Masak kayak gitu dibuka di muka umum. Sama kayak (membicarakan) kasus Pak Rustam itu, kayak perempuan aja membicarakan aib orang lain," ujarnya saat dihubungi, Senin (2/5).
Menurut Prabowo, tindakan Ahok yang kerap mempermalukan anak buahnya di muka umum tanpa bukti merupakan suatu hal yang sangat tidak wajar. "Saya pikir itu salah satu cara Ahok yang saya anggap tidak benar ya, dimana mempermalukan anak buah itu dianggap sesuatu yang biasa saja, karena nggak boleh sebetulnya kan," ujar Prabowo.
Tak hanya itu, Prabowo menegaskan bahwa apa yang dilakukan merupakan hal yang berbahaya dan cenderung mengadu domba. "Yang penting komunikasi politiknya saja yang harus diperbaiki," tambahnya.
Sementara itu, Pengamat Kebijakan Publik Amir Hamzah, menilai tindakan Ahok menunjukan kebodohanya sendiri. "Tapi seorang pemimpin yang baik itu kan kalau ada anak buah yang salah, makanya ada rumus ilmu kepemimpinan yang menyatakan bahwa tidak ada prajurit yang salah, yang ada cuman jendral yang goblok, tidak ada anak buah yang salah yang ada cuman pemimpin yang goblok," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Ahok menyatakan sebelum mundurnya Rustam, dirinya sempat menerima pesan singkat dari Sefullah yang berisi saran untuk memberhentikan Rustam. Namun, mantan politisi Gerindra itu berkilah, tak ada niat memecat Walikota Jakarta Utara yang kini telah menjadi PNS biasa itu.
"Sekda BBM saya, 'Ini Pak Rustam kalau tidak cocok mungkin diberhentikan'. Saya bilang enggak, kerjanya masih oke kok. Di rapim juga masih oke. Biarin saja saya bilang. Lalu Sekda laporin, 'Bapak enggak mau berhentiin?'. Saya bilang tunggu hasil tes saja, kalau dari hasil tes ada yang lebih baik dari Rustam baru kita ganti. Kalau enggak ada yang lebih baik dari dia, ya jangan diganti. Biar dia saja dulu," ujar Ahok, Minggu (1/5).
Suami Vronica Tan itu mengklaim, dirinya tidak pernah terpikir sama sekali untuk mengganti posisi Rustam karena kinerjanya masih dinilai cukup baik. Bahkan ia mengaku sempat dibuat heran dengan masuknya surat pengunduran diri dari Rustam Effendi. "Enggak lama pas sore, dia (Rustam) masukin surat. Dalam hati saya bilang, Sekda bocorin kali ya (kalau Rustam) saya mau ganti. Dia enggak mau bersaing saja," pungkasnya.(*)
Post a Comment