Ranting-Ranting Golkar Kota Membelot Dari Setyono, Dinilai Otoriter, Calonkan Walikota Tanpa Rapat Pleno


Pasuruan,Tribunusantara.comPerpecahan di tubuh Partai Golkar Kota Pasuruan pasca pencalonan H. Setyono, Ketua DPD Kota Pasuruan menjadi calon Walikota periode 2015 – 2020, terus berlanjut. Setelah sebelumnya beberapa pengurus dan anggota menyatakan diri menolak pencalonan Setyono lantaran tidak sesuai mekanisme partai, Senin (23/11) malam, giliran beberapa pengurus ranting melakukan pembelotan.
 
 Bentuk aksinya, menolak  majunya Setyono menjadi Calon Walikota karena dianggap pencalonannya tanpa melalui proses rapat pleno maupun rapat harian. Ranting-ranting tersebut diantaranya ranting Kelurahan Kebonsari dan sekitarnya. Aksi ini digelar di lapangan Jl Taman Apsari, Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan, tepatnya depan Sekolah Dasar (SD) Sang Timur. Hadir saat itu H. Hasani, calon Walikota dengan nomor 3 yang berpasangan dengan H. Yasin.

Sebagai tanda pembelotan terhadap kepimpinan Setyono, secara simbolis 4 orang pengurus ranting yang berpakain seragam Partai Golkar berwarna kuning-kuning dicopot alias dilepas. Ini sebagai pertanda kalau para pengurus ranting ini telah keluar dari kepengurusan partainya. “Kalau bicara aturan, mestinya yang lengser adalah Setyono. Karena Setyono otoriter dan hampir tak pernah ngurusi partainya,” ungkap seorang pengurus ngomel sembari meletakkan seragamnya di lantai lapangan bulu tangkis tersebut.
H. Sugiono, pengurus DPD Partai Golkar Kota Pasuruan yang hadir pada acara itu dengan tegas mengatakan kalau sikap para pengurus ranting ini didukung. Sugiono membenarkan kalau langkah Setyono menjadi Calon Walikota tanpa melalui mekanisme partai. Setyono tidak pernah menggelar rapat pleno maupun rapat harian terkait dengan pencalonan dirinya.
Kata Sugiono, para pengurus DPD dan ranting tidak pernah diajak musyawarah. Tahu-tahu muncul nama Setyono dari Partai Golkar sebagai bakal calon walikota berpasangan dengan H. Teno. “Setelah kita pertanyakan lho kok malah mencak-mencak. Apa ini bukan otoriter,” tandas Sugiono kepada wartawan media ini. (kd)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.