R.S PREMIER SURABAYA DIDUGA SARANG ABORSI

Surabaya,  Tribunsantara.com – Bibit, bebet, dan bobot itulah istilah orang tua jaman sekarang untuk menentukan nasib dan kehidupan anaknya. Sebut saja Elizabeth, seorang wanita yang menjalin hubungan asmara dengan seorang pemuda bernama Elvis yang sembunyi-sembunyi menjalin asmara dengan kesehariannya bekerja sebagai penjaga warung kopi. Keduanya menjalin asmara hingga sang wanita berbadan dua dengan kondisi bayi di dalam kandungan tersebut sudah berumur 5 bulan.
Berawal dari surat pernyataan yang dibuat Elizabeth beredar ke awak media membuat pihak rumah sakit Premier Surabaya kebakaran jenggot karena di sebut-sebut di dalam surat pernyataan yang dibuatnya.
Sebut saja Elizabeth (20) warga Lakarsantri nomor 83, Surabaya. Isi surat yang dituangkan dalam pernyataan dibuat tertanggal 07 Juli 2015 di Semarang. Dalam surat pernyataan itu dituliskan bahwa pengguguran kandungan atau aborsi tersebut terpaksa dilakukan karena dipaksa orang tua dan tante-tantenya.
Berikut isi surat pernyataan tersebut :

SURAT PERNYATAAN
Nama : Elizabeth Deli Sadora
Alamat : Jl. Lakarsantri no. 83, Surabaya.
Tempat dan Tanggal Lahir : Surabaya, 08 April 1995
Menyatakan dengan sungguh-sungguh dan sehat walafiat dengan jujur, berani bertanggung jawab Atas surat yang saya buat ini :
Pada saat itu, saya sedang hamil 5 bulan. Saya dipaksa oleh orang tua dan tante-tante saya untuk menggugurkan janin tersebut pada tanggal 04 Februari 2014, saya diantar oleh ayah, bu siti dan tante saya (samiani) ke dokter kandungan di daerah Kebun bibit 2 untuk membeli obat supaya janin saya keluar.
Pada tanggal 05 Februari 2014, janin saya keluar sekitar pukul 07.00 pagi, kemudian janin tersebut dimakamkan oleh ayah saya tetapi saya tidak tau dimakamkan dimana.
Sekitar pukul 11.00 siang saya diantar kerumah sakit untuk membersihkan gumpalan darah yang masih ada di dalam rahim saya. Saya diantar oleh ayah dan tante saya (Gati, Samiani, Suwarni) ke International Hospital.
Demikian surat pernyataan ini saya buat tanpa ada paksaan dari siapapun.
Semarang, 07 Juli 2015
Yang membuat pernyataan
(Elizabeth Deli S)

Atas surat pernyataan yang beredar ke tangan awak media,team investigasi kami mencoba menggali dan mencari kebenaran surat pernyataan tersebut.
Saat mendatangi rumah di lakar santri surabaya yang tertuang didalam surat pernyataan itu, team kami ditemui oleh sang ayah pak yanto.
Saat di tanya, dugaan tindak aborsi yang dilakukan oleh anak nya Elizabeth diakui oleh Yanto orang tuanya. “Jika melihat dari KTP dan tanda tangan dalam surat itu, memang anak saya. Tapi, saya curiga ada yang membuat surat itu sementara anak saya dalam tekanan? enak nya bagaimana mas(awak media)jangan sampai kejadian ini diberitakan” terang Yanto, Jum’at, (30/10).
Berbeda lagi dari pernyataan ibu dari elizabeth saat di temui di tokonya “wah kalo urusan itu biar langsung bicara sama bapak nya” seakan akan menutupi aib keluarga nya.
Team investigasi buser kriminal mencoba mengkonfirmasi pihak rumah sakit International Hospital Surabaya, yang sekarang berganti RS Premier Surabaya yang di sebut-sebut Elizabeth dalam surat pernyataan yang dibuatnya.
Melalui pihak humas Iwan Sediyotomo dari rumah sakit Premier Surabaya, terkesan enggan memberikan keterangan terkait dugaan aborsi yang dilakukan oleh Elizabeth di rumah sakit nya “Mohon maaf kami tidak bisa membantu, karena ada beberapa prosedur yang harus kami lalui,” kata Iwan, Rabu (02/12/2015).
Tidak hanya itu, melalui selulernya team investigasi kami di hubungi langsung oleh pihak Direksi Rumah Sakit Premier Surabaya (International Hospital) yang diwakili Iwan selaku humas juga tetap bersikap enggan untuk ditemui dan hanya mau bicara via seluler seakan berusaha mempersempit ruang informasi kepada awak media terkait dugaan kasus aborsi yang terjadi di RS Premier Surabaya (International Surabaya).
” apakah keluarga pasien mengijinkan jika mas nya(awak media) ingin mengetahui pasien yang di maksud? kita tidak berani mengeluarkan informasi yg terkait prifacy pasien” ungkap iwan selaku humas RS.
Masih melalui seluler pihak RS “rumah sakit international hospital yg di maksud dalam surat pernyataan ini kan bukan rumah sakit premier surabaya,salah rumah sakit kali mas(awak media) rumah sakit International kan banyak mungkin rumah sakit lain” ungkap salah satu direksi yg tidak menyebutkan nama nya saat melalui selulernya,seakan akan pihak rumah sakit tersebut menutup nutupi adanya dugaan aborsi di RS nya.
Tak hanya itu team kami melakukan penggalian informasi mencoba menghubungi operator 108 alhasil saat menanyakan alamat rumah sakit International Hospital di jalan nginden intan barat dengan nomor telepone 031 5993211 saat di hubungi nomer tsb nampak suara operator RS Premier Surabaya laki laki bernama handi menjelas kan bahwa RS International Hospital yang dulu sekarang berganti RS Premier Surabaya.
Setalah berita ini diunggah Alvis pasangan Elizabeth merasa tidak terima atas perilaku keluarga pasangannya “saya tidak terima mas(kpd awak media) saat pacar saya mau dibawa ke rumah sakit,dia (Elizabeth) memberikan surat pernyataan ini. Jika terjadi apa apa sama aku (ucap elizabeth kpd Alvis) tolong surat ini di berikan ke pihak kepolisian” ungkap Alvis saat ditemui di rumah keluarganya.  (Ade-buserKriminal)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.